Perjuangan Hidup Seorang Pengidap Bipolar


http://www.isigood.com/perjuangan-hidup-seorang-pengidap-bipolar/

RY Kusumaningtyas

Lahir di ibukota namun besar di Yogyakarta, siapa yang menyangka ternyata wanita ini menjalani kehidupan yang tidak mudah. Wanita yang lahir 39 tahun silam ini bernama R.Y. Kusumaningtyas atau akrab di panggil Yuyun. Semenjak kecil Ia tinggal bersama dengan keluarga yang penuh konflik. Orang tuanya bercerai semenjak usia Yuyun masih sangat kecil, Ia di asuh oleh kakek dan neneknya. Sang Nenek yang overprotective sempat melarang Yuyun  bergaul dengan teman-temannya. Kurangnya kasih sayang dari orang tua dan tidak memiliki teman dekat membuat Yuyun merasa sendiri. Semasa masih duduk di bangku sekolah dasar, Yuyun pernah berusaha bunuh diri.

Semenjak kematian sang kakek,

Yuyun merasa kehilangan sosok yang paling disayanginya. Ia seakan kehilangan semangat untuk menjalani hidup. Penderitaan yang dialami Yuyun selama menjalani rumah tangga pun tidak berhenti bahkan setelah Ia berkeluarga dan dikaruniai seorang putri. Kondisi ini menyebabkan emosi Yuyun tidak stabil. Begitu banyak pikiran yang berkecamuk dalam otaknya membuat kondisi fisik Yuyun sangat lemah dan sering keluar-masuk rumah sakit.

Anehnya,

Tidak ada satu pun dokter yang sanggup mendiagnosa penyakit yang dialaminya. Bertekad untuk sembuh dan bisa kembali merawat anaknya, Yuyun memberanikan diri datang ke seorang psikiater. Tahun 2011, Yuyun didiagnosis mengidap gangguan psikologis bipolar disorder.

Penderita bipolar akan mengalami perubahan mood yang sangat drastis. Pada suatu waktu, penderita mengalamai rasa sedih yang luar biasa hingga muncul keinginan bunuh diri. Namun sesaat kemudian bisa merasakan euphoria tidak terbendung.

“Mereka Bilang Aku Gila” buku karangan R.Y. Kusumaningtyas.

Ketika didiagnosis mengidap bipolar disorder..

Yuyun merasa lega setidaknya Ia mendapat kepastian mengenai kondisinya. Tagline “Saya tidak gila hanya unik” dari Bipolar Care Indonesia, sebuah komunitas peduli bipolar di Indonesia, menjadi kalimat penyemangat Yuyun untuk terus melanjutkan kehidupan dengan sebaik-baiknya. Yuyun selalu beranggapan Tuhan menciptakan dirinya untuk melakukan sesuatu. Hal itulah yang mendasari niatnya untuk terus berbagi dengan orang lain termasuk berbagi pengalaman hidupnya. Baginya, Ia akan merasa sembuh ketika Ia bisa membantu orang lain. Pengalaman hidupnya Ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul “Mereka Bilang Aku Gila,” dan telah menjadi  motivasi bagi pengidap bipolar disorder lain. Buku tersebut berisi kisah hidup Yuyun dan penderitaan yang dialaminya sebelum didiagnosis mengidap bipolar.

Yuyun sempat hampir di meja hijaukan oleh keluarganya ketika menerbitkan buku ini, karena dianggap telah membuka aib keluarga. Cobaan tersebut tidak membuat Yuyun gentar, Ia beranggapan tidak ada yang salah untuk sebuah kebenaran. Dengan terbitnya buku ini pun, Yuyun berharap bisa membuka mata hati masyarakat awam agar tidak mengucilkan penderita bipolar disorder.

Namun sayangnya, setelah buku ini terbit pun Yuyun masih sering dicap “orang gila” oleh lingkungan sekitarnya. Stigma negatif ini sempat mematahkan semangat hidup Yuyun. Yuyun yang kala itu sedang “kalah” dengan bipolarnya,  untuk kedua kalinya mencoba bunuh diri, namun kembali digagalkan berkat teman-temannya.

Mbak Yuyun hadir sebagai pembicara dalam sebuah diskusi. lm.psikologi.ugm.ac.id

Satu tahun setelah menerima diagnosis dari psikiater, Yuyun baru berani mengakui kondisinya kepada sang anak. Sang anak yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar sanggup menerima keadaan ibunya.  Bahkan, Ia membantu menyebarkan informasi mengenai bipolar disorder ke teman-teman maupun gurunya. Dukungan sang anak dan rasa sayangnya terhadap anak satu-satunya tersebut menjadi alasan Yuyun berjuang mengalahkan siklus bipolarnya.  Sebuah kebanggan tersendiri ketika Ia bisa melakukan fungsi terbaik sebagai seorang Ibu. “Mama is the Best” begitulah ungkapan dari sang anak yang menjadi obat mujarab bagi penyakitnya.  Bersyukur, cinta dan kasih dari sang anaklah yang mengantarkan Yuyun bertahan hingga saat ini.

Obat terbaik untuk semua jenis penyakit adalah cinta tak bersyarat,” ujar Yuyun dalam sebuah diskusi.

Sumber :
http://www.isigood.com/perjuangan-hidup-seorang-pengidap-bipolar/

0 0 votes
Article Rating
guest

1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
binance sign up
2 years ago

Thank you for your shening. I am worried that I lack creative ideas. It is your enticle that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me? https://www.binance.com/en/register?ref=P9L9FQKY

Чтобы Использовать Моб...

Чтобы Использовать Мобильную Версию Сайта Азино777 Официальный Сайт Вход Вам Нужно:

Read more

The Impact of casino i...

Top 8 Highest Paying Online Casinos Ranked – September 2025 There are alternative payment methods…

Read more

415437101760235678

415437101760235678

Read more

análise de jogos de ténis

Jogos com baixa volatilidade Lançamento gratuito de caça-níqueis Análise de jogos de ténis Atualmente, o…

Read more

Domande per/su casinò ...

Scopri betitaly La lista dei nuovi non ADM casino disponibili dall’Italia diventa sempre più lunga….

Read more

कैसीनो प्रोमो कोड

ライブディーラーゲーム お金で楽しむエンターテインメント कैसीनो प्रोमो कोड は先ほども言ったように戦略での失敗は戦術では覆せなく、目標の失敗はそもそも違うところに選手を連れていってしまう。勝利条件の違いでわかりやすい例で言うと、松井選手が甲子園で全打席敬遠したことだ。敬遠することが正しいかどうか議論があったが、正しいかどうかは勝利条件で決まっている。つまり、大きく分けるとチームの勝利条件は純粋な勝利の追求か、それとも甲子園の文脈に則った上での勝利の追求かだ。一般ファンは娯楽で見ているのでごちゃ混ぜでもいいが、競技者は、戦略が間違えていたのか、それとも目標か、または勝利条件かを分けて議論しなければならない。特に勝利条件が定まっていないと、結果が出た後後出しジャンケン的に自己批判することになるので、避けたい。 ○時間における戦力の集中 また、戦力の優勢を獲得するためには保有しているすべての戦力を同時に使用することであるという。クラウゼヴィッツは「このような戦力の使用は、すべてが一回の行動と決定的な瞬間に集中されればされるほど、より完全なものとなる」と述べ、一度きりの決戦に近いほどより効果的であるとした。 一方、時間における戦力の集中で最悪といえるものは、必要数に満たない戦力を次々に投入して、そのつど撃破される例である。つまり、「戦力の逐次投入」は戦略においてもっとも戒めるべきことである。この失敗は歴史上何度も繰り返されてきた。太平洋戦争で戦局の転換点となったガダルカナルの戦闘では、日本軍は3回にわたって戦力を逐次投入したが、すべて撃破された。 ○精神的な力の性質 精神的な力は戦争のすべての要素と密接な関連性を持っているとクラウゼヴィッツは述べている。たとえば、あらゆる困難に打ちかって全戦力を指揮するためには強固な意志が必要であるという。この意志こそが精神的な力なのである。しかし、精神的な力は机上の学問として修得することはできない。クラウゼヴィッツがいうように、精神的な力は「数字でも等級でもあらわすことはできないので、目で見るか感じるほかはない」のである。 ○戦力の節約 戦力を経済的に使用するためには決戦以外で使用する戦力をできるだけ節約しなければならないとクラウゼヴィッツは述べている。確かに戦力の分散は効率がわるいだけでなく、戦力を集中するという原則にも反している。つまり、戦力の経済性と戦力の集中とは表裏一体といえる。 しかし、このような戦力の節約は実際に実行することはなかなか難しい。多くの場合、指揮官はどこもかしこも確実に制したい誘惑にかられ戦力を分散しがちになるからである。たとえば、第一次世界大戦前、ドイツのシュリーフェン参謀総長はフランス軍を早期に撃破するためにドイツ軍の右翼を徹底的に強化する計画を立てた。しかし、後任者のモルトケ※は東部戦線のロシアにも、あるいはフランス軍によるアルザス・ロレーヌの突破にも不安を感じてそれぞれに戦力を分散してしまい、とり戻すことのできない敗因をつくってしまったのである。 国家戦略は歴史においてしばしば軍事戦略とその関係が逆転することがあったが、総じて「戦略的な失敗と引き替えの戦術的な勝利は回復できない」…

Read more